Penulis The Miracle of Seaqil itu telah Tiada
Tantangan Hari ke-172
#TantanganGurusiana
Saya berkenalan dengan beliau pertama kali saat menempati rumah dinas di Blok C No 7, dan Buk Anita, S.Pd., M.Pd tinggal di Blok C No. 6. Sebagai orang baru di komplek rumah dinas SMA Titian Teras, sudah menjadi keharusan saya bersama keluarga memperkenalkan diri dengan tetangga. Karena itulah yang diajarkan oleh kedua orangtua saya dulu. Pesan Ayah dan Emak, bahwa tetangga adalah saudara terdekat kamu saat dirantau orang. Berbuat baiklah dengan siapapun, jangan pernah membeda-bedakan.Itulah sekilas perkenalan saya dengan sosok almarhumah.
Mengenal beliau, bersama suami dan anak-anaknya serasa berkumpul bersama keluarga di kampung halaman. Apalagi saya sejak kecil sudah terbiasa dengan bahasa Minang. Perkenalan dengan keluarga almarhumah terasa sangat hangat. Kita menjadi keluarga baru bersama mereka. Canda tawa khas almarhumah masih teringat selalu. Orangnya energik, dan tak ada habisnya.
Bertahun-tahun kita hidup bertetangga, tentu saja banyak hal yang kita lakukan, dan semuanya bernilai positif, tidak pernah sedikitpun kita berselisih paham. Didepan rumah saat malam hari, menjadi momen indah kita sekeluarga. Bercengkrama, menikmati malam di komplek sekolahan yang terisolasi dari dunia luar.
Hubungan baik itu terus terjalin. Sampai akhirnya kita sama-sama terjun ke dunia baru, dunia menulis. Satu mobil berangkat dari jambi menuju kota dingin Bukittinggi, mengikuti kegiatan MediaGuru Writing Camp (MWC-3) di Hotel Pusako.
Sepulangnya dari MWC-3, diskusi kita semakin intens. Temanya tidak pernah lari dari kegiatan baru kita, menulis, merancang kegiatan bersama menggerakkan kelas menulis di Provinsi Jambi, dan lain sebagainya. Kita berlomba-lomba menjadi yang pertama menyelesaikan naskah buku, agar bisa lebih awal terbit. Walau saya menjadi yang pertama menyelesaikannya, ini lebih pada saling memotivasi sesama penulis pemula.
Apalagi setelah kegiatan MWC-3, saya nekat mengikuti kelas Editor DKI-1 di Perguruan Al Ikhlas. Beliau menjadi tertantang mengikuti kegiatan berikutnya. Beliau tidak bisa mengikuti kelas editor, maka buk Anita memilih mendaftar sebagai peserta Temu Nasional Guru Penulis angkatan pertama tahun 2017 di Jakarta.
Usai kegiatan ini, kita mulai merancang kelas menulis di Jambi. Dan akhirnya Februari 2018 kita berhasil menyelanggarakan Kelas Menulis Jambi-1 di LPMP. Bersama beliau dan rekan-rekan lainnya, kegiatan berhasil sukses. Dalam kegiatan ini buk Anita, yang biasa dipanggil Mam Anita, dan saya lebih sering panggil beliau dengan panggilan Unican (Uni Cantik), juga sekaligus mengenalkan buku tunggalnya yang pertama dengan judul: The Miracle of Seaqil.
Buku yang mengisahkan perjalanan karir beliau dalam mengajarkan Bahasa Inggris, sampai akhirnya ikut kegiatan Magang di Negeri Kiwi (Selandia Baru), mendampingi siswa dalam kegiatan Sister School di Australia. Kisah beliau mendampingi siswa kelas RSBI dalam kegiatan observasi lapangan di obejk wisata di Sumatera Barat, demi mengenalkan siswa langsung dengan turis mancanegara.
Sukses dengan Kelas Menulis Jambi-1, kita kembali bersama-sama menggagas Kelas Menulis Jambi-2 2020. Sebagai panitia bersama beliau, banyak hal yang terus kita perbincangkan. Target kedepan yang kita rancang, sampai akhirnya kita berketetapan hati mendirikan dan mengukuhkan Forum Guru Penulis Penggerak Literasi (FGPPL) Jambi. Acara ini sukses besar. Dan beliau sebenarnya sedang menyelesaikan naskah buku tungal kedua, yang akan segera rilis, buku ini merupakan catatan pengalaman beliau mengajar Bahasa Inggris di kelas, sehingga bisa membantu kekurangan bahan bacaan siswa dalam belajar.
Beberapa hari sebelumnya, saya masih sempat mengucapkan selamat kepada beliau, karena baru saja mendapatkan SK IVb. Sebagai sesama guru, kita terus saling berbagi, memberi dukungan kepada sesama. Karena sebagai juniornya, saya terlebih dahulu memperoleh SK IVb. Saya terus menerus memberikan semangat, bahwa kita pasti bisa sama-sama meraih pangkat/golongan yang sama. SK IVb yang beliau dapatkan menjadi kenangan terindah sebelum akhirnya beliau dipanggil sang pemilik kehidupan. Dan beliau dipanggil pada hari baik, penghulu dari semua hari (hari Jumat).
Sekarang penulis The Miracle of Seaqil telah tiada. Namun karyanya tidak pernah hilang. Ceritanya akan terus dikenang. Saya jadi ingat pesan Ustadz kondang, yang kalimatnya saya nukilkan dalam buku. Menulislah, agar generasi yang akan datang tahu, bahwa kita pernah hidup dimasa lalu. Menulis untuk keabadian.
Selamat jalan sahabat, selamat jalan guru terbaik, semoga semua ilmu yang telah diajarkan selama ini, menjadi ilmu yang bermanfaat, dan menjadi ladang amal yang pahalanya terus menerus mengalir sampai akhir masa. Tidak perlu khawatir lagi, bahwa ada banyak anak-anak muridmu, yang dengan tulus ikhlas selalu mendoakan guru terbaiknya. Dan ada amalan jariyah yang mendampingi tidur panjangmu di alam kubur, dan turut menghantarkanmu menuju Jannah-NYA. Aamiin
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Turut berduka cita pak
Hatur nuhun ibuk
Menetes air mata saya membaca ini pak bur....
iya ti,, sayapun harus kuat menyelesaikan tulisan ini,,,,
Innalillahi wainna ilaihi rojiun
terimakasih mbak,,,
turut berduka cita semogahusnul khotimah.amiin
Aamiin
Innalilahi wa innailaihi rojiun. Semoga Husnul khatimah.
Aamiin
Aamiin..smga husnul khatimah
Aamiin
Innalillahi wa innailaihi rojiun... Semoga keluarga almh ikhlas menerima cobaan iini..
Aamiin
Turut berduka cita pak
Terimakasih mas,,
Aamiin
Aamiin
Bikin sedih yah
Doakan selalu nak,,,
Aamiin Ya Rabb..
Aamiin Ya Rabb..
Aamiin,
Amin turut berduksa pak
Aamiin, hatur nuhun
Allahumagfirlahaa warhamhaa waafihi wafuanhaa... Aamiin
Aamiin
Aamiin
Aamiin
Turut berduka cita, InsyaAllah husnul khotimah.
Aamiin