Burhani Abu Bakar Arsyad

Dilahirkan Oktober 1975 (dulu bintang Libra : 23 September-22 Oktober, sekarang menjadi Virgo : 17 September-30 Oktober) dari keluarga yang sanga...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sekolah Berasrama Menghadapi Corona

Sekolah Berasrama Menghadapi Corona

Tantangan Hari ke-182

#TantanganGurusiana

Kehadiran pandemi Corona (Covid-19) telah merubah wajah kehidupan sosial masyarakat dunia. Bukan hanya menelan korban nyawa, tapi juga merusak dan memporakporandakan hampir semua sendi-sendi kehidupan. Pada pekerja yang kehilangan mata pencahariannya, dan tidak jarang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK).

Banyak yang berfikir bahwa musibah ini hanya datang sebentar, dan lalu pergi dengan sendirinya. Ternyata apa yang dikhawatirkan itu menjadi kenyataan. Corona datang dan enggan pergi, sampai sekian banyak orang meregang nyawa. Sungguhpun demikian, masih saja orang yang menganggap ini adalah hal yang biasa saja.

Dunia pendidikan turut menjadi korban keganasan Corona. Semua yang sudah dirancang oleh guru dalam kegiatan tatap muka, semua berubah tanpa bisa ditunda. Siap tidak siap, semua harus dihadapi, karena tidak ada jalan lain, kecuali berjuang agar anak didik tidak ikut menjadi korban, lalu mereka dipulangkan ke rumah dan daerahnya masing-masing.

Sejak Maret sampai akhirnya ujian kenaikan kelas (Penilaian Akhir Tahun) semua dilaksanakan secara daring, materi diberikan tanpa sentuhan emosional sang guru. Bertegur sapa, tapi tidak bertatap muka. Tidak ada bedanya dengan bersandiwara. Semua seolah-olah biasa saja. Ternyata menyimpan banyak duka.

Guru mengeluh karena sampai larut malam masih berjibaku dengan tugas-tugas yang dikirimkan siswa. Begitu juga siswa yang harus tidur larut malam karena tugas yang harus segera diselesaikannya. Kisah ini akan terus berlanjut jika pertambahan korban Corona terus menerus meningkat. Status zona Merah, Kuning, Hijau, Orange, tidak menjadi jaminan bahwa anak didik bisa dengan aman berada di sekolah.

Sekolah berasrama merasakan dampak yang luar biasa. Semua aktivitas pembelajaran di kelas dihentikan. Penerimaan siswa baru (seleksi akademik) juga dilakukan dengan protokoler kesehatan yang sangat ketat. Tidak boleh ada penumpukan atau kerumunan massa. Orangtua siswa yang tidak dibenarkan masuk ke area sekolah, serta siswa yang akan mengikuti seleksi juga harus menaati semua ketentuan yang sudah ditetapkan dalam SOP seleksi akademik.

Setelah semua tahapan itu selesai. Untuk menghadirkan calon siswa baru bersama orangtua siswa, juga masih dilakukan dengan aturan ketat, tetap mematuhi physical distancing, menggunakan masker, dan lain-lain. Begitu juga dengan siswa baru, mereka harus dipastikan dalam kondisi sehat.

Seiring perkembangan zona sebaran Covid-19, sesuai dengan himbauan dan edaran dari instansi terkait, dijelaskan bahwa sekolah berasrama tidak dibenarkan melakukan layanan pendidikan secara tatap muka. Pasti banyak perdebatan kenapa dan bagaimananya. Lalu tidak jarang orangtua siswa membandingkan berbagai peristiwa sehari-hari.

Tempat keramaian, seperti mall, tempat wisata, dan lain sebagainya ramai dikunjungi, tetapi masuk sekolah dilarang. Tentu saja pendapat ini tidak salah, namun juga belum tentu benar. Karena banyak faktor yang menjadi pertimbangan. Misalnya jika orang beramai-ramai datang ke mall, tempat wisata, artinya mereka sudah siap dengan resiko tertularkan atau malah menjadi orang yang menularkan. Dan ini tidak boleh terjadi dilembaga pendidikan. dampak psikologisnya tidak hanya ditanggung oleh siswa yang terinveksi, tetapi semua rang yang terlibat di lembaga pendidikan tersebut akan menanggungnya.

Sebagai pendidik, tentu saja tidak menginginkan hal-hal buruk menimpa siswanya, dan juga bisa berakibat tertular kepada sang guru. Dengan prinsip mencegah lebih baik dari mengobati, ini perlu menjadi perhatian bersama. Pengertian dari orangtua siswa, siswa, serta semua pihak menjadi sangat penting. Sekolah berasrama tidak bisa dengan mudah dikondisikan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sekolah bisa saja mengatur sistem pembelajaran di kelas sesuai ketentuan protokoler kesehatan. Tapi tidak saat di asrama. Kebiasaan siswa yang selalu bersama, melakukan aktivitas secara berkelompok, tidak mungkin bisa dihentikan begitu saja

Kendala-kendala ini pasti sudah menjadi kajian mendalam oleh instansi terkait. Dan keputusan ini tidak mungkin diambil tanpa pertimbangan yang matang. Keputusan yang diambil bisa jadi tidak memuaskan semua pihak. Tapi dengan niat ingin menyelamatkan generasi penerus bangsa dari wabah ada kewajiban kita semua. Karena tentu saja kita tidak ingin melihat anak-anak kita terbaring tak berdaya karena kesalahan kecil yang kita perbuat. Yakinlah pasti ada pelangi setelah hujan. Pasti ada kebahagiaan setelah kita melewati penderitaan. Tinggal bagaimana kita mengambil hikmah dari peristiwa yang telah terjadi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeeen bgt bu. Sukses terus ya bu

14 Jul
Balas

hatur nuhun ibuk,, sukses selalu,, saya kebetulan berkumis ibuk,, hehehe

14 Jul

Mantap Skali ulasannya pak.. ga sia sia sdh Platinum...hehehe

14 Jul
Balas

hatur nuhun ibuk,, sukses selalu,, waduh saya mah masih penulis Pemula ibuk, masih perlu bimbingan,,,

14 Jul

Salam literasi salam kenal pak.. sudah saya follow ya

14 Jul
Balas

siap ibuk,, terimakasih,,

14 Jul

yakin setelah gelap akan ada teranglanjuut bapak

14 Jul
Balas

Aamiin, sukses selalu ibuk

14 Jul

Mantap Pak, smoga COVID cepat berlalu.

14 Jul
Balas

Aamiin. Hatur nuhun bapak,, Sukses selalu

14 Jul

Mantp pak Bur. Semua insyaallah akan berllu. Semoga sukses pak. Barakallah

14 Jul
Balas

yups, terimakasih banyak uni,, Sukses selalu

14 Jul

Keren pak

14 Jul
Balas

hatur nuhun ibuk,,, Sukses selalu

14 Jul

Keren sukses ya pak

14 Jul
Balas

terimakasih bapak,, Sukses selalu

14 Jul

Setuju, Pak. Pasti ada hikmah di balik semua. Tetap jaga diri dan orang-orang yang kita sayangi. Termasuk anak didik kita. Terus berdoa, semoga korona segera enyah dari dunia.

14 Jul
Balas

Aamiin, hatur uhun psan ibuk,,, Sukses selalu

14 Jul



search

New Post